Februari 02, 2014

Menikmatimu

Lihat langit di atas selepas hujan reda
Dan kau lihat pelangi
 
Gadis itu menatap ke jendela. saat sederhana itu telah mengekalkan kecantikannya di otakku.
 
Seperti kau di sini hadirkan sriwedari
Dalam suka duniawi
Dan kita berpijak lalu

Kau merasakan yang sama sepertiku

Ia lemparkan senyumnya, lalu sedikit kerling manjanya. merajuk.

Suara hati kita bergema melantunkan nada-nada 


Ia lalu bercerita tentang apa yang terjadi padanya pagi tadi. sepatunya yang kotor kena lumpur sisa hujan semalam sampai hasil diskusi dengan sahabatnya tentang masa depan karirnya.

Melagu tanpa berkata seperti syair tak beraksara

Ia merajuk lagi saat ia merasa tak diperhatikan. memukul pelan lenganku sambil mengomel.
"katamu tak suka dikomentari. katamu hanya ingin didengarkan?" kataku memperhatikan bulu-bulu matanya.
Gadis itu merengut. Bibirnya digerakkan ke kiri ke kanan tanda gemas.

Lihat fajar merona memandangi kita
Seakan tahu cerita 
Tentang semua rasa yang ingin kita bawa 
Tanpa ada rahasia

Sore ini, gadis itu begitu berbinar ketika menyicip es krim favoritnya. berkali-kali ia bilang es krim adalah penetralisir perasannya. ia tertawa berkali-kali. tawa yang mungkin untuk merayakan sesuatu. 
"apa yang terjadi?" tanyaku.
"tidak ada. aku hanya ingin tertawa saja." katanya.
ia tertawa lagi. tawanya kembali menggelitik hatiku.
 
Dan kita melangkah untuk 

Lebih jauh lagi, lebih jauh lagi

"ayo jalan-jalan?"
aku terdiam. untuk pertama kalinya dan akhirnya.
"jadi?" tanyanya.
aku mengangguk. dalam hati bersorak. 

Suara hati kita bergema melantunkan nada-nada
Melagu tanpa berkata 
Irama hati kita bernada, merayu tanpa bicara 
Melagu tanpa berkata seperti syair tak beraksara
Seperti puisi tanpa rima, seperti itu aku padamu 
(Setapak Sriwedari_Maliq and D essentials) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar