Desember 26, 2012

Pasir Putih di Pulau Mungil


"Saya jatuh cinta. Bagi saya yang jarang berlibur atau ketempat wisata terutama laut, menemukan ada sebuah pulau kecil dari sebuah pantai di kabupaten Jepara (pantai Bandengan), membuat saya rela berpanas-panasan duduk di dek kapal yang tak beratap karena memang kapalnya sangat penuh. Ya, saya sudah jatuh cinta sejak pertama kali menginjakkan kaki di sana, beberapa tahun silam."
Pulau Panjang dengan senja keemasan.


Pulau Panjang namanya. bisa dicapai antara 20 hingga 30 menit dari Pantai Bandengan (sekitar satu-dua jam dari Kudus atau bisa juga dicapai dari Semarang).  Pantai Bandengan sebenarnya bernama Partai Tirto Samudro. Konon katanya, dahulu banyak ditemukan ikan bandeng di pantai ini, dan oleh karena itulah pantai ini pun lebih dikenal dengan nama Pantai Bandengan. 

Untuk sampai ke Pulau Panjang, kita harus menyeberang dengan kapal dengan tarif hanya Rp 10.000,00 per orang. Maklum kapal hanya berupa kapal kecil yang mampu mengangkut 15 hingga 20 orang. 

Udara panas tak terasa dengan hembusan angin laut saat kapal mulai berlayar menuju Pulau Panjang. Kenapa disebut Pulau Panjang? Entahlah, petugas di pulau ini pun tak terlalu mengerti. Abaikan arti sebuah nama, karena yang kita dapatkan selanjutnya adalah salah satu bentuk lain surga dunia. Sebuah pulau kecil, tak seberapa besar nampak dari tengah lautan. Riak-riak kecil air di hamparan pasir putihnya terlihat berkilau begitu kita menjejakkan kaki turun dari kapal. Inilah yang membuat saya lebih kecanduan untuk ke pulau mungil ini daripada bermain wahana air di Pantai Bandengannya.

Pasir putih kontras dengan warna air yang biru kehijauan.

Berbeda dengan pantai Bandengan yang cantik tetapi padat oleh aktivitas air, di pantai Pulau Panjang ini pantainya bisa dibilang masih alami. Masih bersih, asri belum terlalu banyak dijamah orang meski tidak bisa juga menyebutnya perawan. Saya bayangkan, mungkin dua atau tiga tahun lagi pantai itu pun mungkin sudah ramai sesak seperti pantai Bandengan. 

Jika tertarik kita juga bisa mengelilingi pulau ini dengan tarif masuk Rp 5.000,00 per orang untuk berkeliling di hutan kecil, yang ternyata tidak cukup hanya setengah jam. Jangan takut tertinggal kapal, karena anda bisa menaiki kapal yang memang diatur untuk membawa kembali penumpang meskipun tidak tercatat sebagi penumpang semula.

Bosan? Saya sih tidak. Walau panas, saya lebih mencintai pantai yang masih sepi sih. 


Karena kemarau, bakau-bakau jadi kering. Banyak sampah juga :(




Nov, 15 '12

*Awalnya tulisan ini tak ada niatan untuk saya masukkan ke blog, niat awalnya untuk mengikuti kompetisi menulis travellog yang hadiahnya liburan gratis ke Karimunjawa. sayang disayang ternyata saya kelewat deadline beberapa jam. kecewa? tentu saja. tapi ya apa mau di kata. editan dilakukan di sana-sini untuk menyesuaikan karakteristik blog.
**gambar pribadi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar