Desember 02, 2012

Jalan Rasa


Suatu sore di sepanjang jalan favorit kita dulu…
Aku berkendara sendirian, dengan pikiran melayang-layang pada ribuan kenangan yang terjadi di sepanjang jalan ini. Kenangan beberapa tahun yang lalu.

Di lampu merah aku berhenti, sejenak mengamati sepasang kekasih bercengkrama berboncengan mesra.
Aku pernah ada di posisi itu. dulu. Ah, aku benci sekali ada kata dulu.
Benar, saat disepanjang jalan aku mengoceh tak jelas dan kau hanya sesekali tertawa mendengarku, dan sesekali pula mengerling padaku.
Atau saat aku benar-benar sudah menyerah pada rasa kantuk yang menyerang,
Di udara yang dingin kau suruh aku merapat dan membiarkanku tertidur di punggungmu di sepanjang jalan protokol ini.
Bahaya, tapi amat nyaman.

Lalu saat jalan ini berujung, habis pula kenangan itu.
Kau tahu, berapa ratus hari aku menghindari  melewati jalan ini,
aku juga tak tahu pasti, yang jelas… setelah kepergianmu aku tak bisa tak tersedu hanya karena harus melewati jalan istimewa favorit kita ini.
Jalan paling istimewa yang pernah kau lewati dengan orang istimewa, itu katamu.
Tapi jalan istimewa itu pula yang kemudian merenggut keberadaanmu dariku.
Jalan istimewa yang katamu begitu mempesona dengan pendaran lampu-lampu di malamnya,
jalan itu pula tempat kau merasakan hari terakhirmu.
apakah itu yang  pernah kau bilang kau ingin pergi dengan cara istimewa,
itukah maksudmu pergi dengan istimewa,
pergi
di sebuah tempat istimewa menurutmu…
begitukah …

"i'm so tired of being here
suppressed by all my childish fears
and if you have to leave
i wish that you would just leave"
-My Immortal/Evanescence





Tidak ada komentar:

Posting Komentar