Agustus 05, 2012

Keberangkatan #2


Waktu-waktu terakhir saya merasa amat dekat sekali dengan kematian. Menjadi saksi sebuah proses dimana seorang anak manusia mulai dilemahkan, dihilangkan segala daya kekuatannya perlahan-lahan hingga tuntas berhenti segala perjalan keduaniawiannya, lalu berangkat menuju alam mahadahsyat sesudahnya menjadi perjalanan spiritual luar biasa yang baru pertama kali saya rasakan.

Berawal dari pakde yang hampir dua bulan lalu “berangkat” (entah mengapa saya lebih nyaman menggunakan kata berangkat ketimbang meninggal atau wafat) yang selanjutnya disusul oleh mbah putri. 

Kata orang-orang, mbah putri menyusul anak lelaki kesayanganya. Ya, mungkin memang benar begitu. Tapi bukankah orang mati tak peduli lagi dengan hal selain dirinya sendiri atas apa yang akan dihadapi di alam barzah sana. Masing-masing, seorang diri, akan bersiap mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang ia lakukan di dunia, seingat saya begitu kata guru ngaji saya dulu.

Mengalami berangkatnya dua orang terdekat dalam waktu yang berdekatan seperti ini menampar jiwa dan raga saya. Sebenarnya saya tahu, siapapun tahu hal-hal seperti ini bahwa mati akan dihadapi siapa saja. Tapi, sisi lain dalam diri saya bergejolak, tak tenang, gelisah.

Bagaimanapun, pada akhirnya setakut apapun kita akan mati sendiri, tak ada teman, merasakan proses pencabutan ajal sendiri, lalu akhirnya berada di bawah tanah sendiri, tanpa teman apalagi harta. Beribu pertanyaan mencuat di benak saya : siapkah saya ketika tiba-tiba saya harus merasakan itu? siap tidak siap harus siap, bukankah mati sudah digariskan jawab diri saya yang lain. 

Pertanyaan selanjutnya muncul : benarkah sudah siap? Bekal apa yang sudah kau bawa? Lalu dosa-dosamu yang sebelumnya? Sudah siapkah dengan kehidupan lain sesudah ini? Yakinkah bahwa kau akan baik-baik saja? Pertanya retoris. Yang jawabannya hanya helaan nafas serta gumaman istigfar panjang. Sejujurnya saya belum bahkan tak punya bekal apa-apa! Maka apakah benar saya sudah siap menghadapi kematian yang konon katanya bukanlah kematian, melainkan kehidupan baru yang lebih abadi. Siapkah?!

*gambar dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar