Pagi ini, subuh-subuh kami (saya dan adek) tertawa -getir- bersama. Tentang delete contact, unfollow, blocked, akun media sosial kami oleh... ngg... mantan saya. Kenapa kami, karena tadinya si adek juga temenan akun sosmed dengan mantan.
Saya sih pada akhirnya, yasudahlah... itu pilihannya. Dan pasti ada alasannya kok.
Saya sih pada akhirnya, yasudahlah... itu pilihannya. Dan pasti ada alasannya kok.
Kami pernah bersama, lalu berpisah. Teman kami merupakan teman yang sama, saya rasa itu mustahil diingkari, bukan berarti demi "move on" saya lalu menghapus semua jejak masa lampau saya (kami). Ketika kami selesai, tak serta merta saya meminta adek saya lalu memutus hubungan pertemanannya dengan mantan.
Tapi, ketika adek saya kemudian berkelakar dia bilang sudah tidak berteman di media sosial karena sepertinya diblocked, kami hanya tertawa bersama. Dalam tawa, kami semacam membenarkan yang tadinya hanya sebuah kalimat "katanya". Bahwa katanya berakhirnya sebuah hubungannya percintaan, buntutnya panjang terhadap hubungan pertemanan yang ada dilingkaran kedua belah pihak. Aha, ternyata benar! Haha!
"Aku sudah mulai lupaSaat pertama rasakan laraOleh harapan yang pupusHingga hati cedera serius-Terlatih Patah Hati, The Rain