Januari 16, 2013

Ibuk

Kalo ada pertanyaan siapa yang sering bikin saya kesel nomer satu di dunia, saya jawab ibuk. tapi kalo ada pertanyaan siapa yang paling ingin saya bahagiakan nomer satu di dunia juga saya jawab ya ibuk. nah, kok  kontradiktif? Ya memang.

Seringkali saya merasakan saya begitu membenci ibuk kalo ibuk lagi kesal, entah ada sesuatu yang tidak berkenan di hatinya atau lagi PMS atau entah apapun yang bisa memancing amarahnya dan saya kena dampaknya, diomeli. Dan tabiat saya yang persis ibuk, seringkali jadinya kami beradu argumen yang saya pikir sama sekali bukan masalah yang penting. atau di kala lain, saat ibuk berpesan sesuatu dan diulang-ulang juga sering membuat saya kesal. atau kala lain yang jumlahnya banyak tak terbatas untuk bisa diceritakan.

Tapi toh akhirnya semuanya tak membuat saya lalu menghendaki ibuk tak berbahagia. sebagaimana anak pada umumnya, saya tetap ingin ibuk bahagia selalu. bersedih kalau ibuk sakit, ikut bingung kalau ibuk cemas, dan tangan ibuk... ah masuk angin saya tak sembuh kalau belum dikerokin ibuk.

saya kalah cantik kan :)
Dan di tiap pertambahan usia, saya begitu merasa berdosa belum bisa membanggakannya. belum bisa menjadi apa yang saya impikan. begitu banyak yang ingin saya berikan pada ibuk dengan gaji pertama pekerjaan impian saya. meski ibuk sering berpesan bahwa ibuk tak usah diberi apa-apa. "Gajimu nanti ya buatmu saja, tak usah buat Ibuk." Tapi toh rasanya ingin sekali memberikan apapun yang ibuk inginkan meski sengaja tak pernah saya sampaikan.

"Jangan pernah memberikan janji pada orang tua, " kata bapak ibuk saya. Maka saya pun berjanji hanya dalam hati. Tentang hal-hal kecil yang saya tahu pasti diinginkan ibuk saya. Ah, semoga selekasnya bisa terwujud.






*dokumen pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar