Juni 20, 2012

Tak Cocok


            Apakah jika kita berrelasi itu harus didasarkan pada kecocokan? lalu Danara, bagaimana dengan aku dan kamu yang tak cocok.
            Danara, seperti itulah kita sekarang. kadang aku iri melihat orang lain yang cocok sekali dengan pasangannya, memiliki hobi yang sama. nyambung saat membahas apapun. sementara aku, masih tak mengerti soal hobi IT-mu itu. tentang segala program baru yang sungguh aku tak mengerti meski kau jelaskan berulang kali. tentang hadiah upgrade hardisk baru seperti katamu, yang sejujurnya aku tak merasakan hadiahmu itu pada laptopku itu.
            Sementara aku, saat aku bercerita kesana kemari tentang buku favoritku kau pun tak menanggapinya dengan istimewa. aku tahu, kau tak mengerti yang aku ocehkan. kau tak tahu sederet penulis terkenal yang aku sebutkan. tapi entah mengapa, meski samar aku selalu menangkap kilat rasa bahagia di matamu. ehh, atau aku hanya GR semata.
           Juga tentang selera lagu kita yang tak sama. ahh, danara... kau suka membuatku gemas dengan lagu-lagu rock yang tak enak didengar itu. bagaimana kita suka berebut memutar playlist saat kita sedang duduk bosan bersama. semantara aku merengek pun, tak kau beri kesempatan lagu-lagu pop favoritku untuk kau putar. betapa menyebalkannya kau danara. tapi apa mau dikata, aku telah terlanjur mengagumimu. sekaligus dengan kesukaanmu yang aku tak suka itu.
            Lalu tentang film horor favoritmu itu. sudah berkali-kali aku bilang aku benci film horor. toh tetap saja aku selalu rela menemanimu, meskipun nyaris di sepanjang film aku berteriak-teriak layaknya orang tak waras dan tak berani sendirian ke kamar mandi di malam hari  selama seminggu sesudahnya. atau kau yang hanya menguap-nguap bosan menemaniku nonton drama romantis favoritku. meski bahkan kau hampir hafal setiap dialog favoritku, selayak merapal mantra. aku memang sengaja membalasmu dengan kebosanan.
             Atau tentang aku yang harus bersedia tidak pernah jalan-jalan di hari Minggu karena kau harus ke Gereja. Bagiku, hari minggu adalah jalan-jalan bersama pasangan. atau, di lain waktu kau yang selalu rela menungguku di luar masjid saat aku terpaksa sholat di luar rumah. Aku tahu, berat bagimu yang berkulit putih bermata sipit ada di luar masjid menungguku. aku tahu, kau selalu tak nyaman menjadi bahan perhatian orang.
            Tapi toh kita tetap masih bersama. bahkan beberapa tahun kita lalui bersama tanpa ada masalah atas ketidakcocokan kita.
            "Alila, bagiku bersamamu selalu istimewa. bagian apapun, saat kita tak cocokpun aku bahagia. bersamamu selalu mendebarkan. jadi untuk apa merisaukan hal yang tidak menjadi persoalan bagi kita," katamu di suatu ketika menjelang malam saat kuutarakan kerisauanku. ahh, entahlah danara. aku pusing. pikiranku terlalu jauh ke depan. aku mengerti jalan hatimu. tapi apakah itu cukup, danara... engkau menyayangiku dan aku yang menyayangimu. apakah itu cukup? benarkah?? 

*gambar dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar