Mei 11, 2012

Perempuan dan Memasak pada Jaman Sekarang

Jadi apa yang sudah saya lakukan selama masa-masa penantian (tsahhh) menjadi pegawai alias menjadi pengangguran yang menunggu panggilan? tidak ada, saya hanya belajar memasak. memasak apapun yang pada saat itu ingin saya makan. Lho kok? Lha kemampuan memasak saya masih terbatas (eh saya bukan tiudak bisa memasak lho, cuman kemampuan memasak saya ya masih di situ-situ saja :p), jadi saya pikir saya bisa memanfaatkan waktu yang (banyak) longgar ini dengan melatih kemampuan saya memasak :). Daripada ribut ini itu bingung belum dapet panggilan atau mau punya usaha rumahan aja atau apapun itu jadi saya pikir saya manfaatkan waktu ini untuk belajar memasak.

Saya tidak bercerita mengenai pengalaman saya memasak, atau punya resep apa, atau sudah bisa memasak apa saja, tapi saya hanya ingin men-share-kan hasil perenungan saya selama ada di dapur.
jadi, saya amat merasakan sekali betapa enaknya wanita jaman sekarang. sumpah ya, mau masak apa aja itu jadi guampangggg bener. apa dasar? di pasaran banyak sekali tersebar bumbu-bumbu siap saji yang tinggal masukin panci atau wajan, masukin bahan udah kelar. selesai dan enak!
Butuh santen ada santen instan, mau masak rawon, ada bumbu rawon siap saji, mau opor ada bumbu opor siap saji, mau gulai tinggal cari, pun membuat mendoan! Yes, tempe mendoan! sudah diracik bahan dan bumbunya serta tempenya, nanti di dapur tinggal goreng aja.
Semacam kemudahan yang menjerumuskan perempuan bukan yaa... hehehe.
saya bukan tidak setuju lho. saya setuju kok, senang sekali malah dengan dimudahkan seperti itu. cuman agaknya, seperti yang saya bilang menjerumuskan tadi... takutnya kalo kebiasaan pake instan-instan itu, (bukan, bukan alasan dampak kesehatan kok meskipun itu juga termasuk) takutnya... para perempuan di jaman nantinya, setelah anak cucu kita sudah tidak bisa membedakan mana jahe mana kunyit, atau mana ketumbar mana merica, tak tahu mpon-mponan (nah tuh, kaya pernah denger aja itu mpon-mponan :p)


Kalau saya sih, karena saya masih taraf menambah kemampuan memasak lebih memilih cari bahan dan bumbu mentah semua diracik sendiri. sekaligus belajar me"rasa"i masakan. sekalipun rasanya juga gak enak-enak amat. tapi agaknya, sangat puass kalo ternyata masakan yang diracik sendiri itu benar-benar hasil racikan kita me"rasa"i makanan. kalau sudah kebiasaan saya yakin pasti juga akan lebih senang meracik sendiri, atau mungkin malah menemukan resep atau varian-varian baru (sok yes :p)

Mmm, besok enaknya masak apa yaa.... :)




2 komentar:

  1. jangan lupa ke pasar (tradisional) buat belanja dan nawar-nawar yah alin.. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe... kalo pasarnya bersih semacam PGS mungkin lebih asik kali yaaa... :)

      Hapus