Bergetar hatiku
Saat kuberkenalan dengannya
Kudengar dia menyebutkan nama dirinya
Gadis itu menunduk, mengulurkan tangan kanannya dengan enggan. Kulitnya hitam manis dengan rambut sebahu yang melambai-lambai tertiup angin.
“Namanya siapa, sayang?”
“Almira.” Matanya muram, menatapku takut-takut.
Ku elus puncak kepalanya. Konon katanya mengelus kepala anak yatim piatu pahalanya berlipat-lipat.
Sejak kubertemu
Kutelah jatuh hati padanya
Di dalam hati telah menjelma cinta
Dan bawalah daku selalu dalam mimpimu
Di langkahmu serta hidupmu
Perempuan kecil itu beranjak dewasa. Kujunjung kebahagiannya di atas segalanya, kuletakkan binar mata jenakanya di hatiku, kubawa serta senyumnya kemana saja kakiku melangkah.
“Almira sayang Mama.” Bisiknya saat ia harus dibawa pergi lelakinya, yang tentu akan menomor satukan kebahagiaannya.
Lihatlah, ia tak seharusnya bersedih di hari bahagianya. Matanya sendu.
“Mama juga sayang Mira. Baik-baik sama suamimu sayang…” Ujarku tersedan dengan isakan yang tak tertahan. Kurelakan kamu perempuanku.
Genggamlah daku kini juga nanti
Harapan dihatiku
Kubawa dirimu slamanya
“Mira kangen Mama. Nanti pas libur, pokoknya Mira mau pulang ketemu Mama.” Katanya sebelum menutup teleponnya pagi ini.
Aku tersenyum. Masih sama kebiasaannya. Memulai paginya dengan rengekan manja. Bedanya, kini ia jauh di sana.
Perempuan kecilku, terlahir bukan dari rahimku. Tapi membangunkan harapan hidupku selayaknya anak kandungku.
Cinta - Vina Panduwinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar