Laki-laki ini bukan siapa-siapa. Dia hanya orang yang merangkai gambar-gambar indah si juru kamera. Meramu potongan-potongan cerita menjadi sebuah mahakarya. Ia melengkapi ruh pada jalinan gambar bercerita. Dunianya adalah bilik berdinding karpet, berukuran dua kali dua. Dimana ia bebas untuk menjadi dirinya.
Kadang, hidupnya tak lebih indah dari potongan cerita orang yang sedang diramunya. Tak lebih mudah dari cerita tentang kesulitan orang yang sedang dikerjakannya. Bahwa kemudian dia meyakini semua sudah ada jalannya.
Kemudian dia lah yang membuat perempuan ini percaya diri lagi. Mendefinisikan komitmen tanpa perlu banyak bicara. Menggambarkan masa depan disandingkan dengan kenyataan. Memetakan kehidupan matang dengan perencanaan. Bahwa dalam kehidupan akan sering banyak pilihan yang harus diputuskan spontan, yang butuh ketegasan.
Maka laki-laki ini lah yang membuat perempuan ini jatuh cinta.