Mei 30, 2012
Ziarah dan Perenungan
Mei 22, 2012
Kehilangan
Apa nikmatnya sebuah
rasa kehilangan? Tak ada siapapun di dunia ini yang menyukai kehilangan. Bahkan
kehilangan musuh sekalipun. Kehilangan musuh sama saja kehilangan orang yang
akan membuat atau memicu kita untuk berusaha menjadi lebih dari dia. Atau
setidaknya kehilangan sesorang yang bisa diajak bersaing atau berkompetisi.
Maka bagi mereka yang amat membenci permusuhan, kehilangan
kawan biasanya menjadi pusat kesedihan.
Kesedihan yang kita rasakan ketika kehilangan seorang kawan, apalagi kehilangan
seseorang yang memang dekat dengan kita, yang kita sayangi.
Lalu, apa nikmatnya sebuah kehilangan? Bagi saya pribadi, nikmatnya sebuah
kehilangan adalah menjadi sadar terhadap apa yang kita miliki. Menjadi lebih aware pada apa yang sudah kita punya.
Lebih bersyukur. Mengajarkan diri lebih merendah dan ikhlas.
Bukankan segala sesuatu akan kembali kepada pemiliknya. Innalillahi wa innailaihi rojiun…
*RIP ayah, om, pakdhe
kami …we love you…
Mei 17, 2012
Pemuja Rahasia
*gambar dari sini |
Ini temanya semacam galau tapi bukan galau. Lalu? Ya entalah, pokoknya minggu lalu saya sempat membuka album-album foto kenangan lama, jaman putih abu-abu. yes, saya seolah tertarik kembali ke masa-masa itu. masa dimana lagi naksir-naksirnya sama lawan jenis.
Mei 15, 2012
Ikhlas
Tlah kuciptakan rumusan mengenai ikhlas sejak bertahun-tahun yang lalu. Sejak pertama kalinya aku mengalami kegagalan, sepele, yaitu ketika yang kudapat tak sesuai dengan harapan. Tapi rasa sakitnya melebihi apapun sakit di dunia ini. Maka aku, kala itu telah mampu melewatinya. Menciptakan rumusan ikhlas versiku dan menamankannya kuat-kuat dibenakku. Seacam antisipasi dan zat kebal bagiku jika kelak mengalami hal yang serupa.
Mei 14, 2012
Kelak
Dan semuanya hanya menunggu
waktu. Saat dimana di suatu pagi aku membuka mata dan menemukanmu memandangiku
sarat cinta, lalu mencuri ciuman pertamaku di pagi itu. Saat di mana ada anak
kecil menyembulkan kepalanya di antara pelukan kita, dan berujar “pagi mama…”
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you
Its only a heart beat away
When I need love
I hold out my hands and I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night and day
Miles and miles of empty space in
Between us
A telephone can’t take the place of your
Smile
But you know I won’t be traveling
Forever
Its cold out, but hold out and do like I do
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you babe
Its only a heartbeat away
It’s not easy when the road is your driver
Honey, that’s a heavy load that we bear
But you know I wont be traveling a
Lifetime
It’s cold out but hold out and do like I do
Oh I need you
When I need you
I hold out my hands and I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night and day
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you
Its only a heart beat away
Nanti, nanti pasti datang
masa itu. Masa di mana jarak telah terlebur dengan rasa percaya. Dimana rindu
tak lagi menjadi masalah kita berdua saja, tapi juga dengan anak-anak kita,
keluarga kecil kita.
Maka, aku pun cukup
berbahagia dengan kala ini. Kunikmati setiap nyeri karena rindu, kunikmati setiap
kebingunganku saat tak kutemui namamu di inbox HPku, kunikmati debaran
jantungku meski hanya bisa mendengar derai tawamu.
Karena pasti akan tiba saat itu… Kelak…
"When I Need You"
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you
Its only a heart beat away
When I need love
I hold out my hands and I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night and day
Miles and miles of empty space in
Between us
A telephone can’t take the place of your
Smile
But you know I won’t be traveling
Forever
Its cold out, but hold out and do like I do
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you babe
Its only a heartbeat away
It’s not easy when the road is your driver
Honey, that’s a heavy load that we bear
But you know I wont be traveling a
Lifetime
It’s cold out but hold out and do like I do
Oh I need you
When I need you
I hold out my hands and I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night and day
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you
Its only a heart beat away
Mei 11, 2012
Perempuan dan Memasak pada Jaman Sekarang
Jadi apa yang sudah saya lakukan selama masa-masa penantian (tsahhh) menjadi pegawai alias menjadi pengangguran yang menunggu panggilan? tidak ada, saya hanya belajar memasak. memasak apapun yang pada saat itu ingin saya makan. Lho kok? Lha kemampuan memasak saya masih terbatas (eh saya bukan tiudak bisa memasak lho, cuman kemampuan memasak saya ya masih di situ-situ saja :p), jadi saya pikir saya bisa memanfaatkan waktu yang (banyak) longgar ini dengan melatih kemampuan saya memasak :). Daripada ribut ini itu bingung belum dapet panggilan atau mau punya usaha rumahan aja atau apapun itu jadi saya pikir saya manfaatkan waktu ini untuk belajar memasak.
Saya tidak bercerita mengenai pengalaman saya memasak, atau punya resep apa, atau sudah bisa memasak apa saja, tapi saya hanya ingin men-share-kan hasil perenungan saya selama ada di dapur.
jadi, saya amat merasakan sekali betapa enaknya wanita jaman sekarang. sumpah ya, mau masak apa aja itu jadi guampangggg bener. apa dasar? di pasaran banyak sekali tersebar bumbu-bumbu siap saji yang tinggal masukin panci atau wajan, masukin bahan udah kelar. selesai dan enak!
Butuh santen ada santen instan, mau masak rawon, ada bumbu rawon siap saji, mau opor ada bumbu opor siap saji, mau gulai tinggal cari, pun membuat mendoan! Yes, tempe mendoan! sudah diracik bahan dan bumbunya serta tempenya, nanti di dapur tinggal goreng aja.
Semacam kemudahan yang menjerumuskan perempuan bukan yaa... hehehe.
saya bukan tidak setuju lho. saya setuju kok, senang sekali malah dengan dimudahkan seperti itu. cuman agaknya, seperti yang saya bilang menjerumuskan tadi... takutnya kalo kebiasaan pake instan-instan itu, (bukan, bukan alasan dampak kesehatan kok meskipun itu juga termasuk) takutnya... para perempuan di jaman nantinya, setelah anak cucu kita sudah tidak bisa membedakan mana jahe mana kunyit, atau mana ketumbar mana merica, tak tahu mpon-mponan (nah tuh, kaya pernah denger aja itu mpon-mponan :p)
Kalau saya sih, karena saya masih taraf menambah kemampuan memasak lebih memilih cari bahan dan bumbu mentah semua diracik sendiri. sekaligus belajar me"rasa"i masakan. sekalipun rasanya juga gak enak-enak amat. tapi agaknya, sangat puass kalo ternyata masakan yang diracik sendiri itu benar-benar hasil racikan kita me"rasa"i makanan. kalau sudah kebiasaan saya yakin pasti juga akan lebih senang meracik sendiri, atau mungkin malah menemukan resep atau varian-varian baru (sok yes :p)
Mmm, besok enaknya masak apa yaa.... :)
Saya tidak bercerita mengenai pengalaman saya memasak, atau punya resep apa, atau sudah bisa memasak apa saja, tapi saya hanya ingin men-share-kan hasil perenungan saya selama ada di dapur.
jadi, saya amat merasakan sekali betapa enaknya wanita jaman sekarang. sumpah ya, mau masak apa aja itu jadi guampangggg bener. apa dasar? di pasaran banyak sekali tersebar bumbu-bumbu siap saji yang tinggal masukin panci atau wajan, masukin bahan udah kelar. selesai dan enak!
Butuh santen ada santen instan, mau masak rawon, ada bumbu rawon siap saji, mau opor ada bumbu opor siap saji, mau gulai tinggal cari, pun membuat mendoan! Yes, tempe mendoan! sudah diracik bahan dan bumbunya serta tempenya, nanti di dapur tinggal goreng aja.
Semacam kemudahan yang menjerumuskan perempuan bukan yaa... hehehe.
saya bukan tidak setuju lho. saya setuju kok, senang sekali malah dengan dimudahkan seperti itu. cuman agaknya, seperti yang saya bilang menjerumuskan tadi... takutnya kalo kebiasaan pake instan-instan itu, (bukan, bukan alasan dampak kesehatan kok meskipun itu juga termasuk) takutnya... para perempuan di jaman nantinya, setelah anak cucu kita sudah tidak bisa membedakan mana jahe mana kunyit, atau mana ketumbar mana merica, tak tahu mpon-mponan (nah tuh, kaya pernah denger aja itu mpon-mponan :p)
Kalau saya sih, karena saya masih taraf menambah kemampuan memasak lebih memilih cari bahan dan bumbu mentah semua diracik sendiri. sekaligus belajar me"rasa"i masakan. sekalipun rasanya juga gak enak-enak amat. tapi agaknya, sangat puass kalo ternyata masakan yang diracik sendiri itu benar-benar hasil racikan kita me"rasa"i makanan. kalau sudah kebiasaan saya yakin pasti juga akan lebih senang meracik sendiri, atau mungkin malah menemukan resep atau varian-varian baru (sok yes :p)
Mmm, besok enaknya masak apa yaa.... :)
Langganan:
Postingan (Atom)