Apa yang paling mahal di dunia ini? bagi saya, yang paling mahal di dunia ini adalah kenangan. Tak ternilai harganya dan tak bisa tergantikan lagi.
Bukan kembali untuk menolak melangkah maju, atau istilah kerennya move on, tapi kenangan selalu membuat saya terperangkap pada kebahagian masa lampau. Lalu apakah kehidupan saya dimasa lampau selalu bahagia sehingga saya selalu sebegitu senang mengingatnya? Tak juga demikian. Kebanyakan bahkan kenangan yang saya punya adalah kenangan buruk. Tapi, bukankah seburuk-buruknya kenangan tetaplah akan menjadi kenangan. Bagi saya pribadi tak bisa kenangan yang mengatur kehidupan saya.
Saya membereskan barang-barang milik saya di kosan saya sebenernya terhitung semenjak saya selesai wisuda bulan Maret lalu. Tapi bisa dibilang saya belum benar-benar membereskan semua, mengingat beberapa kali saya masih harus menginap di kos lagi bila ada keperluan di Solo. Nah, saya baru bener-benar mulai mengosongkan kos di bulan Agustus ini, menjelang habisnya masa berlakunya sekaligus menyiapkan kos baru untuk adek saya yang juga diterima melanjutkan pendidikan di UNS Solo. Tiba-tiba diantara jeda memberesi buku-buku koleksi, saya terdiam, termenung. Betapa kamar ini telah menjadi rumah pertama saya di kota budaya ini selama tiga tahun terakhir. Dan masa tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar, banyak hal terjadi dalam kurun waktu itu.Termasuk kamar ini, pun isi-isinya. bahkan barang remeh sekalipun. Gantungan/ hanger baju, saat saya memungut hanger baju warna pink yang terjatuh dibelakang pintu, ingatan saya melayang ke beberapa tahun yang lalu. Hanger ini saya beli setelah sebelumnya adu mulut dengan salah satu teman kos gara-gara berebut hanger di jemuran. Pun demikian dengan alat makan. Kebiasaan anak kos yang malas mencuci peralatan makan selalu memancing emosi saya sehingga akhirnya saya putuskan menyimpan peralatan makan untuk saya pergunakan sendiri. Juga benda-benda lainnya, yang membuat saya selama beberapa waktu terjebak pada kenangan-kenangan lalu. Dan saya hanya bisa tersenyum. Ada banyak kejadian mengesankan disimbolkan oleh barang-barang sepele.
Termasuk buku-buku catatan saya kuliah dulu. Saya selalu, bahkan sampai sekarang bingung mau meng-apa-kan benda-benda ini. mau dibuang sayang, mau disimpan kok ya cuma menuh-menuhin. Bukan masalah isi catatan-catatan kuliah itu, tapi lebih pada kenangan yang hadir dari buku itu. Banyak kejadian tertuang di buku itu, jadwal rapat kuliah, isi rapat, catatan tugas, bahkan curhat colongan, semuanya jadi sayang untuk dibuang begitu saja.
Mungkin saja, andai ada kesempatan saya ingin membangun musem untuk menyimpan semua benda-benda saya :))
".... Nothing's quite the same, now I'm just saying hey now
But it's not so bad, You're only the best I ever had.
You don't need me back. You're just the best I ever had."
But it's not so bad, You're only the best I ever had.
You don't need me back. You're just the best I ever had."
I feel you al
BalasHapusya meskipun anak rumahan, tapi tiap 6 bulan sekali beberes kamar (edun parah) terutama bagian berkas-berkas lama, yang jadi malah betah nostalgia, buka-buka buku, baca-baca artikel lama, dan itu menyenangkan....
dan pada jadi males beresin kamar :D
seneng ya :)
Hapus