Kalau bisa, aku akan memberikan semua yang engkau harapkan dariku. yang engkau inginkan dari keberadaanku. aku yakin, kupaksa sekalipun kau tak akan menjawab apapun bahwa tak ada yang engkau inginkan dariku kecuali kebahagiaanku. tentunya kebahagianku adalah kebahagiaanmu.
Kau pernah berkata, agar tak menjanjikan apapun padamu. ini untuk menghindari kekecewaan pada dirimu saat kelak aku malah tak mampu mewujudkannya. aku rasa benar, aku pun tak ingin hanya dianggap bermulut besar mengobal janji. bukankah setiap orang adalah jutawan janji. namun, justru karena itulah aku punya janji besar. tapi bukan padamu, melainkan pada diriku sendiri, atasmu. janji yang makin lama-makin banyak tapi tak urung terwujud satu persatu. janji yang makin menggunung tapi belum satupun terwujudkan.
Janji yang aku buat nampaknya memang muluk-muluk. tersimpan rapi dalam memori, di kertas-kertas yang aku tuliskan sambil lalu, di sebuah folder di hape yang kini entah ada di tangan siapa, di komputer, di laptop dimanapun saat aku merasa aku harus berjanji pada diri sendiri, sekali lagi atasmu. janji yang entah kapan akan terwujud.
Kau tahu, janji-janji inilah yang membuatku menjadi manusia yang sesungguhnya, manusia yang mempunyai tujuan. janji yang membuatku menjadi manusia yang tahu harus melakukan apa. demi sebuah janji besar yang telah kuucapkan saat malaikat meniupkan roh padaku, duapuluh tiga tahun yang lalu. janji untuk membahagiakanmu.
Janji itu semakin banyak dan semakin banyak. aku rasa, kau harus memberiku waktu lebih banyak lagi untuk mewujudkan janji-janji yang telah kusimpan rapi dalam hati. kau harus menunggu. bukan hanya untuk lima atau tujuh tahun lagi, tapi untuk puluhan tahun lagi. hingga tunai janji-janji pada diriku sendiri, atasmu.
Semoga kalian sehat selalu,
Semoga kalian menua dengan berbahagia bersama
ibu...bapak
*sebuah doa dari seorang anak saat mendengar lantunan asmaul husna orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar