Katanya, karakter manusia itu susah sekali diubah.
Saya kira demikian. Dan saya sepakat, untuk mengenali
karakter kita tersebut agar kita bisa me-manage
dengan tepat agar berguna sebagaimana mestinya.
Nah, salah satu karakter yang sebenarnya mengganggu, tapi susah
sekali saya hilangkan pada saya adalah sifat keras. Menurut saya sih biasa
saja, sampai saya selalu sadar saat orang lain mulai protes.
Ceritanya kemarin, adek saya nanya soal tugas kuliah. Dan kami berdiskusi. Sebenarnya saya tidak berniat untuk berkata keras dengan intonasi tinggi yang kelihatannya cenderung emosi. sejujurnya saya biasa saja. Tapi justru ditangkap si adek bahwa saya akan marah.
“mbak, ojo
kenceng-kenceng. Ojo ngamuk,” Protesnya dengan muka melas.
Sejujurnya, saya tidak marah. Saya malah tertawa, karena
kondisinya memang saya sedang tidak hendak marah.
Lalu saya teringat percakapan dengan beberapa kawan yang membahasa
mengeni pribadi saya yang keras itu. Yang pada akhirnya berkesimpulan : bagaimana lagi, sudah paketan dari sana saya
seperti ini.
Intonasi berbicara yang keras ini spontan, dan kalau dicermati memang sebenarnya ibarat genderang membangunkan perang. Yang kadang menimbulkan ketersinggungan lawan bicara, maaf :'( :'( Sungguh, saya tidak bermaksud seperti itu.
saya sih enggan memelihara karakter seperti ini, maunya sih diperbaiki.
Tapi…. ahh… rasanya sesusah mencari duit.
*gambar dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar