Dek, aku selalu bersyukur bahwa kamulah yang ditentukan Tuhan lahir
dari rahim ibuk setelah aku. meski kadang berharap juga gita gutawa bisa
menjadi adekku.
Aku selalu bersyukur atas 20 tahun kehadiranmu menjadi pernik warna-warni bagi kehidupan kami, aku ibuk dan bapak.
Ah, betapa cepatnya waktu berlalu. Rasanya dulu aku masih kuat menggendongmu keliling dandangan. Badanmu agak demam sore itu.
Aku pun masih bisa memelukmu rapat ketika petir tiba-tiba menggelegar, sekarang bahkan baju-bajumu terlalu besar untuk kupinjam.
Kamu memang tak harus percaya bahwa tak pernah
sekalipun berpikir aku ingin punya adek laki-laki. Tak pernah
terpikirkan punya adek selain kamu, meski kadang kamu mengesalkan. Tapi
kukira itu wajar, karena manusia memang tak sempurna. Sebagaimana kamu
kesal setengah mati menghadapi kelakuanku yang sewenang-wenang dan jahat
itu. Hahaha
Toh, kita tetap saling menerima. Sering seia memandang
dan menghadapi persoalan di depan kita. Selalu ada maaf terulur bahkan
sebelum kata maaf itu terlontar.
Dua puluh tahun dek. Maaf jika tak pernah ada kado di
hari ke 29 bulan agustus selama 20 tahun itu. Tak pernah ada kue, tak
ada surprise, atau tiup lilin. Di keluarga kita itu memang tak budaya.
Bukan apa-apa, tapi kalau saja bisa pasti bapak ibuk akan
mengutamakannya.
Tapi bukankah selalu ada yang lebih perlu daripada sekedar ingin.
Yang pasti akan selalu ada doa teruntui di usai solat kami, atasmu.
Selamat ulang tahun sayang,
Jangan takut
Temukan dan nikmatilah duniamu!
Jakarta, 30 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar