seorang sahabat bercerita, diantara waktu yang seharusnya bahagia ia justu merasa sebaliknya. Ia berprestasi, sayangnya ia merasa tak bahagia. ia punya kesempatan luas, sayangnya ia justru merasa tak bisa berbuat apa-apa.
manusia konon makhluk yang tak terbatas kepuasannya. tak pernah merasa cukup, selalu meminta lebih, mencari lagi dan mencari lagi. Tidak diberi protes, diberi ini minta yang itu, diberi yang itu ngiri yang sana, lalu seterusnya-seterusnya dan seterusnya.
kalo kata bapak saya dulu, dulu sekali saat saya masih kecil saat saya hanya bisa iri melihat teman saya punya sepeda baru, atau kawan saya yang motor orang tuanya keluaran terbaru sementara bapak saya hanya punya motor antik tua dan cuma satu, "lihat ke bawah. berkaca pada yang dibawah." kita pasti akan merasa lebih beruntung.
tiap orang memiliki takaran kebahagiaan yang berbeda. mungkin itulah Tuhan menyuruh manusia bersyukur, bersyukur, dan bersyukur.
dan pada akhirnya, saya mungkin harus mengikuti mainstream pake #bahagiaitusederhana
=)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar